Sanbalat, Gubernur Samaria (Israel Utara), berambisi menguasai Israel Selatan, termasuk kota Yerusalem. Melihat Nehemia pulang dari pembuangan dan memimpin pembangunan tembok Yerusalem, ia tersinggung. Sakit hati. Dikiranya Nehemia ingin menarik simpati rakyat. Tebar pesona. Sanbalat merasa popularitasnya terancam, padahal Nehemia sama sekali tidak punya itikad buruk. Ia membangun tembok hanya sebagai wujud bakti kepada Tuhan dan bangsanya. Karena hatinya terluka, Sanbalat berusaha balas melukai hati Nehemia. Ia mengejek. Mengolok-olok. Mengeluarkan pernyataan sinis agar para pekerja patah semangat. Upaya itu tidak mempan, sebab Nehemia tidak membiarkan dirinya dikuasai sakit hati. Perkara itu ia serahkan kepada Tuhan, lalu ia pun kembali bekerja.
Apakah Anda cepat tersinggung? Sering salah paham? Rasa sakit hati bisa membuat Anda bersikap membela diri. Ingin balas melukai, padahal belum tentu orang tersebut bermaksud buruk kepada Anda. Orang yang cepat tersinggung akan dijauhi orang! Belajarlah dari Nehemia. Sakit hati tak perlu dibalas dengan menyakiti hati orang, yang terbaik hanyalah dengan mencurahkan isi hati kepada Tuhan.