Bermula dari kejelian penduduk di pantai timur Sumatra yang melihat peluang pasar karet alam di awal abad XX, perkebunan karet berkembang pesat di hampir seluruh Sumatra. Berbagai cara dilakukan penduduk membawa biji dari Malaka sepulang menunaikan ibadah haji atau saat mereka pulang kampung setelah bekerja menjadi buruh. Penduduk kemudian menanam biji karet sejalan dengan perladangan berpindah yang mereka lakukan.
KEMBALI KE ARTIKEL