PEMILU di Indonesia dan pemilu di Australia pastilah berbeda. Di Indonesia, pemilu bersifat tidak wajib. Di mana memilih merupakan hak. Sedangkan di Australia, memilih adalah kewajiban dan yang golput akan dikenakan denda. Masalahnya adalah, banyak pemilih di Indonesia yang tidak bisa membedakan pengertian hak dan kewajiban. Banyak yang mengira pemilu di Indonesia itu wajib.
70% pemilih tidak faham politik
Kalau mau jujur, sekitar 70% pemilih merupakan pemilih yang tidak faham politik. Mereka memilih hanya berdasarkan “ilmu kira-kira”. Tidak berdasarkan “analisa objektif”. Tidak tahu apa kriteria calon pemimpin maupun calon wakil rakyat yang berkualitas. Itulah sebabnya maka 70% pemilu hanya menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang kurang dan bahkan tidak berkualitas. Bukan hanya di bidang ilmunya melainkan juga di bidang moralitas.
Salah persepsi tentang golput
Karena banyak masyarakat yang awam politik, maka persepsi terhadap golputpun banyak yang keliru. Ada yang menilai golput itu haram, tidak produktif, tidak menghasilkan apa-apa, bukan warganegara yang baik, pesimis, apatis dan persepsi-persepsi negatif lainnya tanpa memahami bahwa penyebab dan alasan orang golput sangat beragam dan berbeda-beda.
Alasan golput
Banyak alasan kenapa orang menjadi bersikap golput.
Antara lain: