Sejak mengaku sebagai filsuf, pikiran dan jari sungguh gatal ingin komen Rocky, bukan karena Rocky sebagai persona, tetapi sebagai eksistensi. Konten verbal yang merupakan manifes isi pikirannya ngaco tapi menginfiltrasi pikiran orang. Kalau tidak sepakat, dikatakan "dungu". Rocky dalam setiap retorikanya, kerap mencerminkan kondisi psikopatologis.Â
KEMBALI KE ARTIKEL