Rhenald Kasali dalam salah satu bukunya menulis bahwa terdapat tiga karakteristik khas bangsa ini yakni; pertama, rasa ingin tahu yang tinggi terhadap orang lain. Dalam bahasa remaja sekarang, diistilahkan dengan “kepo” alias selalu ingin tau urusan orang lain. Melihat tetangga didatangi oleh beberapa orang berbadan besar, orang menjadi ingin tahu apa urusannya orang berbadan besar tersebut kemudian berasumsi bahwa itu adalah debt-collector yang hendak menangih hutang. Melihat tetangga lainnya yang tiba-tiba membeli mobil, orangmenjadi kepo dari mana ia mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli mobil, kemudian berasumsi bahwa tetangganya tersebut korupsi. Dan masih banyak contoh lainnya dalam hal kepo. Kedua, adanya semacam keharusan untuk menjadi sama atau bersifat kolektif. Ketika seseorang tidak sama dengan orang pada umumnya, maka akan ada mekanisme untuk membuatnya menjadi sama. Gosip atau rumor merupakan mekanisme yang paling sering dijalankan. Biasanya orang yang digosipkan atau menjadi bahan pembicaraan oleh sekelompok orang adalah orang yang berbeda dari mainstream atau dari umumnya. Dan ketika orang tersebut sudah berubah dan menjadi sama seperti mainstream, maka gosip pun mereda dan menghilang dengan sendirinya. Ketiga, adanya semacam keharusan untuk menghormati orang yang lebih dahulu. Lebih dahulu lahir (lebih tua), lebih dahulu masuk sekolah atau tempat kerja (senior). Orang-orang yang merasa lebih tua, lebih senior dan lain sebagainya merasa perlu dan harus dihormati oleh orang-orang yang lebih muda atau lebih junior. Karena keharusan menghormati tersebut maka dibuat semacam mekanisme tertentu agar yang muda atau yang junior menghormati yang tua dan senior. Bullying merupakan salah satu contoh konkrit dimana junior harus menghormati yang lebih senior.