Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Beruang Malang

17 Juli 2023   10:56 Diperbarui: 17 Juli 2023   11:08 128 2
Jalan hidupnya terlihat berserakan di permukaan bumi yang dipijaknya
Tumpuan nya tak sekuat tegap badannya
Membuat Ia terpincang- pincang saat melangkah
Tapi, pincangnya tak mampu sadarkan bahwa langkahnya kini semakin dekat juga bertambah rapuh
Mendekati akhir ternyata ia pun juga tak sadar bahwa langkah kaki nya terhenti dan terjatuh ia.
Dikelam rerumputan lebat yang hitam dan gelap, hanya meraba- raba tanpa arah
Meringis terseduh, berdarah, merintih berdo'a, akui kelemahanya.
Matanya yang sembab, mengeluh karena hanya bisa meraih beberapa ranting, rajut ia hingga membentuk untaian panjang
Di lemparlah kearah langit yang di hiasi bintang gemintang juga purnama.
Malang ia, bahkan cahaya alam yang diberi tak mampu menuntun ia dengan benar.
Mungkinkah, ini akhir dari perjalanannya?
Sepertinya belum, ia mencoba mencapai puncak dengan rajutannya
Disana, ia tersenyum dan menyeka airmata nya.
Kembali lagi ia tertatih, menuju tujuannya
Dimana Sahabat-sahabatnya pun terharu serta menunggu, melihatnya dari kejauhan.
Sedikit lagi riuh sorak dari kumpulan Beruang-beruang terdengar dekat dan jelas
Dengan butanya mata ia berhasil meniti jalan dan merengkuh kembali keluarganya di seberang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun