[1343 M]—Disuatu pagi yang buta, awan keabu-abuan menutupi wajah rembulan, bak gadis dengan selendang setengah memandang, cahayanya redup remang. Angin merambat pelan, menyapu bumi Janggala, Tribhuwanatunggadewi larut dalam selimut. Suara gemuruh datang bersahutan, derap langkah manusia pun kuda silih berganti, ringkik lelah dan nafsu menjadi satu. Disuatu pagi yang buta, 3.000 prajurit memenuhi pelabuhan Janggala. Puluhan armada tempur tak sabar menghantam gelombang, menggulingkan ombak, berjibaku dengan pusara samudra. Disuatu pagi yang buta, Mahapatih Gajah Mada didampingi Laksamana Nala dengan 3.000 prajurit menuju wilayah timur Nusantara, menaklukkan kerajaan-kerajaan yang bersikap dingin atau mencoba melepaskan diri.