Brutus pertama, Andi Widjajanto Sekretaris Kabinet (Seskab). Anak dari Theo Syafei tokoh PDI-P menjadi orang pertama yang menghalangi komunikasi antara Jokowi dengan partai pendukung utamanya. Andi sendiri bisa masuk kabinet karena rekomendasi dari Megawati langsung karena penghormatan Ketum PDI-P terhadap ketokohan Theo Syafei, ayahanda dari Andi Widjajanto. Bahkan Andi Widjajanto mengangkat salah satu orang yang menjadi staf dibawahnya adalah Teten Masduki dalam membantu kegiatan Seskab. Sepak terjang, teten masduki yang dekat dengan PSI dan lsm-lsm yang mendapat sokongan dari luar negeri sudah menjadi rahasia umum. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa Andi Widjajanto menjadi bagian dari antek asing di Indonesia.
Brutus kedua, Luhut Binsar Panjaitan Kepala Staf Kepresidenan. Luhut Panjaitan atau LP salah timses Jokowi pada saat pilpres 2014. Pemilik Adhi Makayasa angkatan tahun 1970 ini lebih banyak bermain di dunia bisnis. Masuk dalam kabinet jokowi sebagai Kepala Staf Kepresidenan, adalah titik strategis dalam menyampaikan dan menyerap informasi dalam ring 1 presiden jokowi. Bukan lagi menjadi rahasia umum, LP memiliki kedekatan dengan Golkar terutama Aburizal Bakrie. Sehingga peranan LP untuk menghambat komunikasi kelompok PDI-P bisa terlihat karena kawan strategis LP adalah Aburizal Bakrie, studi kasusnya adalah kasus Lumpur Lapindo. Jadi keberadaan LP lebih mewakili kelompok pebisnis terutama Aburizal Bakrie.
Brutus ketiga, Rini Soemarno Menteri BUMN. Menjabat sebagai kepala rumah transisi sebelum pelantikan presiden jokowi berbuah manis untuk Rini Soemarno malapetaka buat Nawacita pemerintahan jokowi. Adik kandung Ari Soemarno ini mendapat posisi strategis untuk mengatur BUMN dibawah pemerintahan Jokowi. Alhasil, terciptanya ide Penanaman Modal Negara (PMN) untuk 40 BUMN dan akal-akalan Rini Soemarno untuk merampok keuangan negara dan membesarkan bisnis pribadi. Bahkan distorsi informasi sering dilakukan oleh Brutus ketiga ini kepada jokowi.
Karena itu Presiden Jokowi harus segera mengambil tindakan untuk segera memecat “Trio Brutus” dalam waktu dekat ini. Bila tidak akan menambah panjangnya kekisruhan dalam tubuh kabinet kerja dan pemerintahan Jokowi. Sehingga agenda Nawacita hanya sekedar pepesan kosong belaka dengan adanya “Trio Brutus”.