Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Berhasil itu Pasti

29 Desember 2024   06:52 Diperbarui: 28 Desember 2024   12:13 49 0
Sahabatku yang berbahagia, apa kabar Anda di minggu pagi ini? Saya tahu, banyak di antara Anda yang sedang menikmati masa 'rebahan', karena long weekend nataru. Nggak ada salahnya sih rebahan sejenak untuk merenungi pencapaian kita selama setahun ini. Sambil rebahan, izinkan saya mengajukan sebuah pertanyaan sederhana.

Apakah orang yang sudah berusaha pasti berhasil?
Ya? Tidak? Bingung?

Menurut saya, jawabannya YA. Serius, ini bukan jawaban ngasal. Karena kalau kita tilik dari kaidah bahasa Indonesia, awalan 'ber-' itu artinya memiliki. Jadi, berhasil ya artinya memiliki hasil. Gampang kan? Jadi, sesiapa pun yang sudah berusaha pasti memiliki hasil. Atau singkatnya, berhasil.

"Tapi, Bro, waktu saya dulu buka bisnis, kok malah bangkrut?" protes seorang teman sambil ngelus dompet yang tipisnya udah kayak silet.

"Tenang, Sob. Itu bukan gagal, kok. Kamu juga berhasil, kok. Berhasil apa? Ya berhasil ngumpulin utang! Wkwkwk."

Bercanda sih, tapi beneran, itu juga hasil. Hanya saja mungkin hasilnya nggak sesuai harapan. Tapi tetap hasil.

Nah, Sahabatku, di bawah ini saya akan menceritakan beberapa kisah keber-hasil-an yang legendaris.

Mari kita mulai dari sebuah lem yang "aneh." Pada tahun 1968, Dr. Spencer Silver dari 3M sedang bereksperimen menciptakan lem super kuat. Dia berharap bisa menciptakan sesuatu yang revolusioner. Tapi apa hasilnya? Lem yang terlalu lemah untuk menempelkan benda secara permanen.

Bayangkan, lem yang dibuatnya bahkan tidak bisa menjaga dua kertas tetap merekat. Rasanya pasti menyebalkan. Kalau itu Anda, mungkin Anda akan berpikir, "Ya sudahlah, gagal total!" Tapi, tunggu. Di situlah cerita ini mulai menarik...

Sekarang, mari kita pindah ke dapur seorang koki yang sedang membuat bolu cokelat untuk sebuah pesta besar. Semua bahan sudah siap. Dia mencampur cokelat, gula, telur---pokoknya semua sempurna. Tapi di tengah kegiatannya, dia lupa menambahkan baking powder!

Saat kue keluar dari oven, hasilnya mengejutkan: tidak mengembang, padat, bantat, dan terlihat seperti bolu gagal. Bayangkan wajahnya ketika tamu mulai mencoba kue itu. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Tunggu dulu, kita bahas ini nanti.

Kisah ketiga tentang Thomas Alva Edison, pria yang dikenal sebagai salah satu penemu terbesar sepanjang masa. Anda pasti tahu dia menciptakan lampu pijar. Tapi tahukah Anda bahwa sebelum sukses, dia mencoba lebih dari 10.000 kali?

Bayangkan seorang Edison muda, berjam-jam mengutak-atik alatnya, hanya untuk menemukan bola lampu lain yang... tidak menyala. Kalau itu kita, mungkin di percobaan ke-99 kita sudah berhenti sambil bilang, "Udah lah, ini bukan jalan hidupku." Tapi Edison tetap lanjut, meski teman-temannya mungkin bilang dia gila. Dan hasilnya? Nanti saya ceritakan.
---

Sahabatku, banyak orang takut memulai sesuatu karena bayang-bayang kegagalan. Padahal menurut NLP, "There is no failure, only feedback." Nggak ada yang namanya gagal. Yang ada hanyalah umpan balik.

Coba bayangin gini. Teman tadi yang bilang bisnisnya bangkrut. Apa itu gagal? Nope. Itu umpan balik. Dari kebangkrutannya, dia belajar bahwa bisnis itu nggak cuma soal semangat doang, tapi juga soal strategi, perencanaan, dan mungkin... modal yang cukup. Nah, ini dia feedback-nya. Kalau dia mau belajar dari pengalaman itu, dijamin usaha berikutnya bakal lebih matang.

Begitu juga kita. Kalau ada hasil yang nggak sesuai ekspektasi, ya tinggal evaluasi. Tanya diri sendiri: Apa yang kurang? Apa yang perlu diperbaiki? Dengan mindset seperti ini, hidup jadi lebih ringan, lebih positif.

Dalam psikologi positif, ada istilah growth mindset. Orang dengan growth mindset percaya bahwa kemampuan dan kesuksesan bisa ditingkatkan dengan usaha, belajar, dan evaluasi. Jadi, alih-alih menyerah karena "gagal," mereka justru memandang itu sebagai peluang untuk tumbuh.

Misalnya, kalau Anda pernah jatuh saat mencoba berdiri di sepatu roda, itu bukan berarti Anda gagal jadi skater. Itu artinya Anda baru saja mendapat pelajaran: "Eh, kalau belok jangan lupa ngerem dulu!"

Nah, sekarang kita kembali pada kisah bapak bohlam, Thomas Alva Edison.  Bapak bohlam ini pernah gagal lebih dari 10.000 kali saat mencoba menciptakan lampu pijar. Bayangin deh, kalau dia menyerah di percobaan ke-9999, mungkin kita masih hidup di era lilin dan lampu teplok.

Tapi Edison nggak bilang itu kegagalan. Dia malah ngomong santai, "Aku nggak gagal kok. Aku cuma menemukan 10.000 cara yang nggak sukses." Wih, keren kan?

Dan akhirnya, satu percobaan yang berhasil itu pun mengubah dunia.

Terus, bagimana dengan nasib si bolu bantat tadi? Rupanya para tamu pesta justru memuji kue itu! Mereka suka teksturnya yang padat, rasa cokelatnya yang intens. Si koki yang awalnya panik justru menciptakan salah satu makanan penutup paling ikonik sepanjang masa. Anda mengenalnya sebagai 'brownies'.

Lalu mari kita jumpai Dr. Silver Spencer. Lem "aneh" yang tidak bisa menempel akhirnya ditemukan oleh Art Fry, seorang kolega di 3M. Fry punya ide: lem itu bisa digunakan untuk membuat penanda halaman yang tidak merusak kertas. Hasilnya? Post-it, yang sekarang jadi benda kecil yang membantu kita di mana-mana.

Jadi, Sobat, ingat ini baik-baik: Kalau Anda sudah berusaha, pada dasarnya Anda sudah memiliki hasil. Artinya Anda ber-hasil. Tinggal gimana caranya kita mau belajar dari hasil yang ada. Karena pada akhirnya, seperti Edison bilang, semua pengalaman itu membawa kita lebih dekat menuju kesuksesan.

Ayo, jangan takut mencoba. Jangan takut hasil. Karena hasil itu pasti. Karena hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Berani coba?

Tabik
-dewahipnotis-
The Storyteller Therapist

www.thecafetherapy.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun