Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Kenyataan VS Keyakinan

17 September 2024   19:06 Diperbarui: 17 September 2024   19:17 10 1
"Adik, sini Mama minta pisaunya. Anak kecil nggak boleh mainan pisau. Bahaya!"
Dan alih-alih memberikan pisau, si kecil justru menjauh sambil tetap membawa pisau tadi.

Sahabatku yang berbahagia, pernahkah suatu saat Anda mengalami fragmen kecil di atas? Atau setidaknya melihat fragmen tersebut terjadi?

Apa yang Anda lakukan selanjutnya untuk mengambil pisau tersebut? Tentu tidak dengan merebutnya, karena justru bisa berakibat fatal.

Saya yakin, ada di antara Anda yang mampu mengatasi hal kecil yang kadang bisa jadi rumit ini. Mungkin Anda akan mengganti salah satu katanya, menjadi: "Adik, sini Mama pinjam pisaunya. Anak kecil nggak boleh mainan pisau. Bahaya!" Ada perubahan kecil di sini, yaitu kata 'minta' diganti dengan 'pinjam'. Anehnya, biasanya si kecil nurut dengan perubahan sederhana ini.

Sahabatku yang berbahagia, fenomena di atas menunjukkan bagaimana pergantian kata bisa mengubah perilaku seseorang. Menurut Anda apakah perubahan perilaku pada adik kecil di atas disertai dengan perubahan keyakinannya? Mari kita bedah bersama.

  • Orang tua meminta pisau karena punya keyakinan itu benda berbahaya. Apakah adik kecil punya keyakinan sama? Tentu tidak! Semua benda adalah mainan bagi dirinya, kecuali sudah melukainya.
  • Ketika ada yang meminta, maka dalam keyakinan adik kecil, benda itu tidak akan dikembalikan. Meskipun dikasih peringatan 'bahaya', maka permintaan orang tuanya tidak akan dituruti.
  • Frasa 'meminjam' memiliki efek berbeda, karena dalam keyakinan adik kecil, nanti benda yang sedang dia mainkan itu akan dikembalikan.
  • Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa adik kecil sebenarnya tidak peduli apakah benda itu bahaya atau tidak. Perubahan perilakunya, yaitu memberikan pisau kepada mamanya, bukan karena takut akan terluka. Dia mau memberikan, lebih tepatnya merasa meminjamkan, dengan harapan nanti akan mendapatkan kembali mainannya tadi.
    ---

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun