Pengantar
Masa sih! Kelapa bisa jadi solusi kemiskinan daerah pesisir?
Respon diatas sangat wajar dan umum, lagi-lagi karena tidak terinformasi dan ke-awam-an masyarakat, awalnya saya pun berfikir demikian. Ketika menggali informasi tentang komoditas kelapa pada saat mempersiapkan sebuah "short paper" untuk sebuah presentasi di Asian and Pacific Coconut Community (APCC), sebuah lembaga International di Jakarta belum lama ini, persepsi dan paradigma berfikir saya pun mulai bergeser dan tidak memandang sepele komoditas kelapa (Cocos Nucifera) lagi.
Hasil penggalian informasi dan temuan yang saya peroleh cukup membuka wacana akan potensi komoditas kelapa yang belum terkelola dengan maksimal.
Kelapa salah satu produk perkebunan yang dikenal baik oleh masyarkat Indonesia. Beragam ragam produk turunandapat di hasilkan dengan bahan baku kelapa. Pemanfaatan kelapa mulai untuk makanan, minuman, bumbu masakan seperti santan, batok kelapa untuk memanggang daging, sabuk kelapa sebagai pencuci piring, pembuatan alas kaki, dll. Pendeknya beragam produk turunan yang memanfaatkan kelapa sebagai bahan dasar dapat menghasilkan produk mulai dari produk makanan, minuman, perawatan tubuh, kesehatan, kerajinan, dan peralatan rumah tangga, dll. Kelapa dapat diolah menjadi 1.600 produk akhir, mulai dari pemanfaatan akar, batang, daun, dan buahnya dapat diolah menjadi produk-produk turunan yang bernilai guna tinggi. Nilai tambah ekonomi yang dihasilkan dari kelapa sangat tinggi hingga mencapai 8.800 persen dan rasio ILOR (The Incremental Labour Output Ratio) mencapi 25.