"Karena koalisi yang ada itu koalisi sesat. La tajtamiu 'ala dhalalah (jangan berkoalisi dalam kesesatan). Semua pakai slogan merakyat, tapi kalau ada opsi dalam koalisi, seperti itu bagaimana rakyatnya," kata Din Syamsuddin.
Hal itu disampaikan dalam perbincangan dengan petinggi PKS di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakpus, Selasa (21/5). Din menilai produk legislasi yang ada saat ini tidak pro terhadap kedaulatan rakyat, banyak Undang-undang yang justru menjadi pro pada kepentingan asing.
Terkait hal itu Muhammadiyah perlu mengkaji produk-produk legislasi DPR dan menyatakan sikap. Diantaranya, menurut Din, adalah Undang-undang Migas yang diajukan judicial review ke MK dan akhirnya dibatalkan, lalu upaya Muhammadiyah menolak RUU Ormas.
Pernyataan Din Syamsuddin itu, agaknya tidak terkait dengan kisruh yang melanda PKS belakangan ini, berkenaan dengan tersandungnya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, karena berkoalisi dengan kesesatan yang bersumber dari Ahmad Fathanah.
Imbauan Din Syamsuddin itu tentu berlaku umum bagi semua kalangan, utamanya elite politik dan pemerintahan di negeri ini. Pasalnya, semakin lama koalisi elite politik dan pemerintahan, cenderung menjurus pada jalan kesesatan.
Koalisi antar para petinggi parpol yang terjalin selama ini, memang lebih mengarah pada upaya mengamankan kepentingan masing-masing, dan sama sekali tidak terlihat upaya koalisi untuk memberikan kemaslahatan bagi rakyat.
Maraknya koalisi dengan kesesatan, juga bisa ditengarai dari sejumlah aliran dana para koruptor yang dicocok KPK selama ini. Aliran dana itu ternyata dinikmati berbagai kalangan, sehingga penangkapan koruptor akan selalu melibatkan pihak-pihak lain.
Dalam konteks demikian, kita hanya bisa mengimbau segenap elite politik dan pemerintahan di negeri ini, agar segera kembali ke jalan yang benar, dan menghentikan tradisi selama ini, cenderung melakukan koalisi menjurus pada kesesatan, yang bermuara pada semakin terpuruknya rakyat Indonesia.
http://harianandalas.com/Editorial/Berkoalisi-dengan-Kesesatan