Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Orang Awam (Sangat Disarankan) Ikut Ulama

18 Desember 2013   12:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47 34 1
Saya seringkali menyerukan orang awam untuk mengikuti ulama. Tentu saya sendiri berusaha keras untuk mengikutinya. Kenapa? karena saya awam. Tidak pernah belajar secara khusus ilmu agama.
Tetapi itu bukan tanpa kendala. Selalu kaum RASIONALIS mengatakan "ulama yang mana?"

Kalau saya ditanya itu, saya jawab, ya ulama yang ada. Nggak peduli itu NU, Muhammadiyah, Salafy atau apa. Seyogyanya yang bermadzhab kepada imam Syafii. Agar dalam pemahaman saya lebih mudah dan "ora ruwet". Dan kayaknya sih, ulama yang "sesat" itu sekarang ini sudah tidak ada. Hayoo, sebutkan siapa? Paling cuma berbeda pemahaman.

Seringkali kita menolak bertaqlid kepada ulama. Hanya karena beda pemahaman. Tapi yang terjadi (insya Allah) orang menolak kepada ulama itu sebagian besar karena malas saja. Dan tidak mau terikat untuk menjalani aturan. Penginnya bebas. Lho kok berani bangets menuduh? Bukannya menuduh, hanya sebagian besar. Karena bagaimana mungkin kita akan memakai akal kita wong kita nggak pernah belajar. Belajar cuma baca buku, terjemah al Quran, kitab hadits, tanpa ada yang menjelaskan. Terus yang dipelajari utama adalah ilmu ilmu umum seperti Teknik Mesin, Elektro dst. Sampai lulus S3 pun nggak akan pernah faham agama.

Sekarang sudah canggih bro. Ada mbah gugel yang super cerdas. Ada aplikasi android yang mantap.
Hehehehe....saya beritahu ya, mbah gugel itu hanyalah database raksasa. namanya database, mau cari apa saja ada di situ. Yang shahih maupun yang sesat. Nggak ada yang bertanggung jawab. Makanya, mengikuti Ustadz Sarwat, bahwa beliau menggunakan gugel untuk mencari kitab atau rujukan yang jelas. Atau blog yang terpercaya. Bukan berarti semua yang ada itu shahih.

Hari hari gini, untuk urusan agama nggak tanya pada ulama, terus mau tanya pada siapa?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun