Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Segala Resah di Ujung Jalan Menuju Istana || Puisi Dian Chandra

1 Oktober 2023   16:48 Diperbarui: 1 Oktober 2023   16:52 119 7

Langit Argopuro, memayungi para pencari ilmu
yang terbata-bata mengeja kitab dari lembaran kulit lembu
yang tertatih-tatih kaki, mendaki pondok Mahaguru
jauh di puncak tertinggi

Kabuyutan Kalyasem, aku menginginkannya, merindu pada bait-bait suci yang kuno dan bertuah

Aroma kebajikan yang tenang di sana, bermukim di segala letak arca
Tempat pinta dan harapan, juga bakti

Seorang lelaki yang bernas, mengukir rindu pada sebongkah batu
tentang rasa, tentang ingin, tentang birahi

Mandala Sagara, dipenuhi oleh lakon hidup
Ada dia si pecinta
Ada dia si hati bersih
Ada dia si pengabdi
Ada dia si penimba ilmu
Ada dia si, si, si, siapapun

Langit Argopuro, mendekap Kabuyutan Kalyasem yang telah sesak oleh bermacam bahan ajar, pun guru

Langit Argopuro, merangkul Mandala Sagara
yang hari-harinya ramai pengunjung
dengan membawa: tawa, air mata, kejayaan, kesombongan, dan keingintahuan.

Adalah kau, Panji, lelaki bertopi
Tengah bernas, birahi memuncak
Ingin kekasih hati, kembali

"Rindu sudah di ubun-ubun," katamu lirih
pada gadis di ekor mata Sang Mahaguru: aku

Aku mengikut. Hanya ikut-ikutan
Kau mulai berkisah dan mendongengkan masa depan
sedang aku membuang muka
teringat mantra, dan laku puja yang diajarkan tadi

Ohh, betapa malang jiwaku kelak
terkurung dalam gemerlap tahta
sedang kau yang mengaku kekasih hati
tak mungkin menginginkanku seorang
Kelak akan ada dia, dia, dia dan seribu dia lainnya

Ohh, dewi ...
Aku masih ingat betul rupaMu
Hasil pertemuan semalam

Ohh, Panji ...
Istana bukanlah rumahku
Sebab, kini akulah perempuan hamba dewi
yang napasnya berbau dupa dan kembang setaman
Mataku tertuju pada ilmu pengetahuan
Mulutku sibuk merapal mantra
sedang jiwaku sibuk berlatih moksa

Toboali, 18 Desember 2021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun