Di Toledo, orang-orang membuat puisi.
Satu-satu, orang-orang melawat katedral. Orang-orang menulis Tuhan dan lain-lain. Dengan cara paling kudus. Satu-satu, orang-orang mengumpulkan serakan sejarah. Dalam tandu hop on hop off bus. Dengan cara paling liar. Satu-satu, orang-orang menuju Kastil san Servando. Orang-orang merujuk Ksatria Templar. Dengan bait-bait keberanian yang disembunyikan oleh waktu.
Orang-orang mulai berpuisi, serentak. Pada jeprat-jepret kamera, hp, smart phone, & sosial media. Beberapa menulis buku, menerbitkannya, atau sekadar menyimpannya dalam-dalam: segala ingatan (mata, telinga, hidung, dan macam-macam)