di sepanjang jalan
rumah-rumah kayu berdiri
hampir renta
dimakan usia
dilahap jaman
di dalamnya
nyala lilin bermukim
dengan patung-patung dewa
dan foto-foto leluhur
memanggil-manggil
di sana sepasang mata yang hampir redup menatap rumah-rumah di depannya
meminta barongsai lewat
seperti lalu-lalu
dengan sejuta kenang
ia mengobral rindu
pada kelenteng di seberang
pada barongsai yang tiba-tiba ada
di jalan-jalan bersama keakraban melayu, cina, bugis, dan lain-lainnya
yang mendesak waktu
bermukim sekali lagi
di kampung-kampung pecinan
tempat segala kisah bermula: sejak lampau
tempat segala kisah dibuat: sejak tadi
lewat kaki-kaki pengunjung
lewat mulut-mulut moyang
Toboali, 15 Februari 2022
Catatan:
Puisi terinspirasi dari kampung pecinan di Toboali, Bangka Selatan dan sejarah kedatangan orang Cina ke Toboali.