Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Pembangunan di Papua Lamban, Dahlan Iskan Turun Tangan

2 Agustus 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 1932 2
Ada semacam 'semboyan' yang santer terdengar di Papua, bahwa orang dianggap belum mengunjungi Papua, jika belum menjejakkan kakinya di Lembah Baliem. Menteri BUMN Dahlan Iskan,mungkin terinspirasi oleh semboyan itu. Rabu 1/8/2012 Dahlan mendarat di Lembah  paling luas di muka bumi ini yang berukuran 14x47 kilometer itu. Saat turun dari pesawat di bandara Wamena, Dahlan langsung didaulat mengenakan topi khas Papua serta disambut tarian perang khas Lembah Baliem yang didiami Suku Dani itu. Dahlan datang ke Wamena dengan semboyan baru : Papua harus dibangun dari Lembah Baliem.

Tampaknya Dahlan gerah menyaksikan pembangunan Papua yang terkesan jalan di tempat, maka dengan kewenangan yang dimilikinya, Dahlan membuka cakrawala para boss BUMN yang berada di bawah pimpinannya, untuk membangun mega proyek di Lembah Baliem. Rabu, 1/8/2012, Dahlan meresmikan pembangunan PLTA Baliem di perbatasan antara Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo. Bersama dengan itu, dua proyek lainnya juga ikut diresmikan, yaitu pembangunan pelabuhan peti kemas di Kabupaten Sorong yang memiliki kapasitas yang sama besar dengan pelabuhan di Makassar, dan pembangunan Pabrik Sagu di wilayah Sorong Selatan.

Melalui ketiga proyek itu, Dahlan punya obsesi besar terhadap kemajuan Papua. PLTA Baliem berkapasitas 10x5 megawatt (MW), akan bisa menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan di 10 Kabupaten yang ada di  Pegunungan Tengah.

Sementara itu, melalui pembangunan pelabuhan peti kemas di Sorong, Dahlan optimistis pelabuhan itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua lantaran bisa menekan harga jual komoditas konsumsi. “Saat ini container dari Jakarta ke Sorong Rp. 12 juta, bila pelabuhan ini sudah jadi maka harganya akan menjadi Rp. 6 juta,” ungkap Dahlan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun