Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Ada ‘udang’ di balik Bhaksos TNI di Papua?

26 Februari 2012   18:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:00 489 2

Tidak ada negara yang tidak memiliki tentara. Seluruh negeri pasti memilikinya, bahkan kerajaan-kerajaan kecil di masa lalu pun, sudah memiliki angkatan perang untuk menjaga negerinya.Kerajaan yang kuat ditentukan pula oleh kekuatan para hulubalangnya.

Jaman terus berubah. Tugas dan panggilan tentara pun harus menyesuaikannya. Tidak lagi hanya semata-mata mengurusi perang untuk melindungi negeri dari gangguan musuh, tetapi juga terlibat langsung bersama rakyat membangun negeri guna mencapai kesejahteraan.

Setidaknya itulah yang sedang terjadi di Tanah Papua saat ini .  Memang masih ada suara-suara miring tentang perilaku prajurit terkait masalah HAM di daerah ini.  Namun kita juga tak boleh menutup mata atas ternyata  para prajurit TNI yang bertugas di Papua, tidak sepanjang hari memanggul senjata untuk menjaga negeri. Tak jarang tangan-tangan kekar yang sudah terlatih itu menggenggam pacul menanam pohon, mengayun martil membangun rumah ibadah, memegang jarum suntik mengobati orang sakit.

Kegiatan-kegiatan itu terintegrasi dalam program Bhakti Sosia yang sepanjang 2011 lalu telah dilakukan di sejumlah tempat. Di Kabupaten Puncak Jaya misalnya, prajurit-prajurit TNI telah membangun 101 bangunan fisik yang dibutuhkan masyarakat Puncak Jaya, di antaranya adalah 16 honai sehat, tiga bangunan gereja, tiga poskamling, tiga sarana olahraga, dua pasar tradisional, lima MCK, 14 rumah pahlawan Pepera, tiga posyandu, dua rumah buta aksara, dua balai kampung, sembilan kandang babi, 16  kandang ayam, 14 kolam ikan, dua pangkalan ojek, satu halte, empat pos sementara, satu poliklinik kesehatan, dan satu kantor BMP.

Selain bangunan fisik, juga dilakukan kegiatan non-fisik berupa penyuluhan kesehatan, hukum, pertanian dan perikanan, pelatihan pertukangan dan montir kendaraan, praktek masak-memasak, pengobatan masal dan kegiatan ibadah.

Di Kerom misalnya,akhir Januari 2012 Satgas Yonif 122/TS mengelar pengobatan massal yang diikuti ratusan warga  di Kampung Kalipay, Distrik Waris, belum lama ini. Kegiatan pengobatan massal itu turut dibantu oleh tim kesehatan dari Puskesmas  Waris, dan dihadiri langsung oleh Kepala Distrik Waris, Herman Kokif,S.Sos. Jenis penyakit yang banyak diderita masyarakat diantaranya malaria, batuk dan flu, infeksi saluran pernapasan.

Di daerah ini, TNI juga membagikan alat bantu pendidikan kepada sejumlah sekolah seperti buku-bukupelajaran, alat tulis, baju layak pakai dan bibit tanaman. Sebagian prajurit bahkan ikut menjadi guru sukarela untuk mengisi kekurangan tenaga pendidik di beberapa sekolah di daerah pedalaman.

Di wilayah perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) juga menjadi tempat tujuan pelayanan para prajurit TNI. Belum lama ini Satgas Pamtas RI-PNG Batalyon infanteri 142/Ksatria Jaya menggelar acara pengobatan massal di wilayah perbatasan tersebut. Hal ini dilakukan karena puskesmas di tempat-tempat itu sering tutup dan sering pula kehabisan stok obat. Saat ini banyak warga kampung Yanggandur bila sakit selalu berobat ke Pos Satgas Pamtas RI-PNG  Yomnis 142/Ksatria Jaya Yanggandur.

http://regional.kompas.com/read/2012/02/26/14581367/Satgas.Pamtas.RI-PNG.Gelar.Pengobatan.Massal.Rutin

Semoga apa yang dilakukan oleh para prajurit ini tidak dicurigai oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu sebagai kegiatan yang memiliki missi tersembunyi, atau ada udang di balik batu. Lagipula, kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan warga setempat serta melibatkan sejumlah instansi terkait dari pemda setempat.

Ke depan, kiranya bhakti sosial ini lebih dikembangkan di daerah-daerah pedalaman, dengan melibatkan LSM atau NGO lokal serta institusi di Pemda terkait. Karena pembangunan yang dilakukan secara nyata seperti itu, dapat menggugah semangat partisipatif dari warga Papua.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun