Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake saat ini sedang berada di Papua dalam rangka kunjungan kerja selama beberapa hari. Kunjungan kali ini dinilai menarik karena misi di balik kunjungan itu terkait erat dengan upaya pembenahan PT. Freeport dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga Papua.
Kehadiran perusahaan tambang raksasa dari AS di Tanah Papua sejak tahun 1967 itu sudah sejak lama memunculkan berbagai pertanyaan kiritis. Mulai dari masalah kontrak karya, kesempatan kerja, royalti, divestasi saham, aturan bea keluar konsentrat tembaga, hingga tuntutan membangun smeelter. Dari tahun ke tahun persoalan-persoalan itu terus bergulir dan tampaknya belum ada satupun hasil pembahasan ulang yang dinilai memuaskan. Tak heran jika setahun silam ketika Lukas Enembe baru mulai menjabat sebagai Gubernur Papua, ia berani menolak ‘undangan’ boss PT. Freeport untuk bertemu di Timika. Penolakan Lukas itu lantaran perbedaan persepsi, bahwa seharusnya pemerintahlah yang mengundang PT. Freeport, bukan sebaliknya.