saat yang kunantikan adalah ujung berkeliling ke tetangga.Aku bersama kawan kawan sebaya berkunjung ke setiap rumah untuk silaturahmi.Tujuan utamanya adalah mencicipi semua makanan enak. Syukur-syukur dapat “Fitrah” alias dikasih uang.
Kami hafal rumah mana saja yang menyediakan makanan enak.siapa saja yang
memberi fitrah,dan siapa saja tuan rumah yangmenyebalkan alias memberi wejangan terlalu lama.
Prosesi ujung kami adalah penunjukan siapa di antara kami yang akan mewakili sungkem ke tuan rumah.Kemudian wakil kami itu melakukan sungkem pertama dan mewakili kami semua untuk memohon maaf atas
kesalahan yang kami buat dan mengucapkan selamat idul fitri. Kata-kata yang diucapkan kira-kira begini : ” Kulo kaliyan rencang-rencang badhe ngaturaken sugeng riyadi,sedoyo kalepatan nyuwun pangapunten.mugi kalebur ing dinten riyoyo punika.” Terjemahan bebasnya adalah :,”Saya bersama teman-teman mengucapkan selamat hari raya idul Fitri,semua kesalahan mohon dimaafkan,semoga dosanya lebur(hilang) di hari raya ini.”
Kemudian sang tuan rumah menerima sungkem kami dan memberi wejangan-wejangan kepada kami.
Ada beberapa rumah yang menjadi “musuh” kami karena tuan rumahnya selalu memberi wejangan yang terlalu lama dan membosankan.Salah satu musuh kami adalah simbahku alias kakekku,wejangannya terlalu lama.
Tradisi ujung ini dilakukan pada lebaran hari kedua.Setelah paginya ujung
dengan keluarga besar,sorenya kami berkumpul untuk ujung berkeliling desa.
Dalam ingatanku,tradisi ujung itu selalu menyenangkan.Banyak kejadian lucu yang selalu terkenang.Salah satunya adalah ketika wakil kami sungkem dan tuan rumah takzim mendengarkan,aku dan temanku mengambil makanan yang enak,dimasukkan ke baju kemudian kami keluar pelan-pelan dan kabur.Hasilnya nanti dimakan rame rame..hehe..
Tradisi ujung akan selalu kurindukan…
cebonx