Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

In Memoriam Rinto Harahap

10 Maret 2015   11:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54 68 0


RINTO Harahap, pemain musik sekaligus pencipta lagu-lagu yang sangat populer di antara tahun 1970 – 1980-an, meninggal dunia pada hari Senin, 9 Februari 2015. Dia menghembuskan nafas terakhir di RS Mount Elisabeth Singapore, akibat penyakit kanker tulang yang dideritanya. Rinto meninggal dalam usia 65 tahun. Melihat segala kiprahnya di blantika musik nasional, adalah sangat layak bila pria yang lahir di Kota Sibolga, Sumatera Utara, pada 10 Maret 1949 ini, kita anggap sebagai legenda musik Indonesia.

Rinto Harahap adalah salah satu personil dari The Mercy's, sebuah grup band yang meraih popularitas pada tahun 70-an. Grup musik yang beranggotakan Rinto Harahap, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean, Albert Sumlang, dll. ini menyemarakkan dunia musik Tanah Air dengan lagu-lagu bergenre pop yang lirik dan melodinya sangat memikat. The Mercy's juga menelorkan sejumlah lagu berirama Melayu yang membuat kita bergoyang saat mendengarnya. Charles Hutagalung, vokalis dan pencipta lagu yang cukup produktif untuk The Mercy's telah berpulang pada tahun 2001 lalu. Sedangkan Albert Sumlang, pemain saxophone, meninggal pada 2009.

Perlu diketahui, saat itu, di samping The Mercy's, berkibar pula beberapa grup band, antara lain: Koes Plus, Panbers (Panjaitan Bersaudara).

Zaman boleh berlalu, dunia musik pun selalu mengalami perubahan yang dinamis seiring perkembangan teknologi yang melahirkan alat-alat musik canggih, namun lagu-lagu The Mercy's masih tetap abadi hingga saat ini. Ada banyak karya Rinto Harahap cs yang masih tetap bergaung hingga saat ini. Beberapa lagu hits The Mercy's yang sudah tidak asing lagi pada masa kini antara lain: Kisah Seorang Pramuria, Mana Lagi, Ayah, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin diurai satu-persatu dalam tulisan ini. Bahkan di masa kini, ada banyak grup band dan penyanyi yang belum lahir saat The Mercy's berjaya, membawakan atau mendaur ulang lagu-lagu The Mercy's.

Rinto Harahap

Nama dan jasa Rinto Harahap jelas tidak bisa dilepaskan dari sejarah musik Tanah Air. Selama karirnya dia telah menciptakan ratusan lagu yang sebagian besar populer di kalangan masyarakat luas. Pecinta musik pop di masa kini tentu hafal lagu-lagu berikut ini: Bunga Mawar, Dendang Melayu, Untukmu, Kisah Seorang Pramuria, Usah Kau Harap Lagi, Jauh Disayang, Semua Bisa Bilang, Love, dan lain-lain. Lagu-lagu tersebut adalah sebagian dari karya Rinto Harahap yang dibawakan bersama The Mercy's.

Sayang sekali, The Mercy’s tidak langgeng. Grup band ini bubar. Charles Hutagalung membentuk band baru yang diberi nama: “G and G”. Sedangkan Rinto Harahap yang tidak bisa dipisahkan dari musik, merintis sebuah perusahaan rekaman “Lolypop”. Dari sinilah kreativitas dan produktivitas Rinto Harahap mengalami puncaknya. Puluhan atau mungkin ratusan judul lagu dia lahirkan di masa-masa ini. Lagu-lagu tersebut dibawakan oleh sejumlah penyanyi yang awalnya belum dikenal khalayak. Namun di tangan Rinto, kebanyakan mereka menjelma menjadi artis-artis top.

Rinto Harahap pun diakui sebagai musisi bertangan dingin. Berkat tangan dinginnya ini pula ada yang menjulukinya: Raja Lagu Pop. Melalui polesan dan lagu-lagu ciptaan Bang Rinto—sapaan akrabnya—berkibarlah nama-nama yang kemudian dikenal sebagai artis-artis top pada tahun 1980-an. Bahkan di era masa kini pun, nama-nama mereka tetap harum, dan lagu-lagu mereka tetap dikenang. Mereka itu antara lain: Iis Sugianto (Jangan Sakiti Hatinya), Betharia Sonata (Kau Tercipta Untukku), Christine Panjaitan (Sudah Kubilang), Nia Daniati (Gelas-gelas Kaca), Eddy Silitonga (Biarlah Sendiri), dan lain-lain.

Karya cipta Rinto Harahap juga banyak dibawakan oleh penyanyi yang sudah “senior” pada masa itu. Sebut saja misalnya: Broery Pesolima (Aku Begini Engkau Begitu), Emilia Contessa (Untuk Apa), Diana Nasution (Benci Tapi Rindu), Rita Butarbutar (Seandainya Aku Punya Sayap),

Hetty Koes Endang (Dingin).

Ayah

Dari sekian ratus lagu ciptaan Rinto Harahap, banyak yang sudah menjadi legenda dan abadi di hati insan-insan pecinta musik Tanah Air dari berbagai usia dan zaman. Namun dari antara banyak lagu yang sudah menjadi “milik” masyarakat itu, lagu “Ayah” mungkin adalah yang paling fenomenal. Betapa tidak, lagu “Ayah” yang dibawakan sendiri oleh Rinto Harahap dalam album-album The Mercy's, sangat populer di kalangan masyarakat luas hingga di masa kini. Ada banyak lagu tentang ayah yang dikenal di masyarakat, tetapi mungkin “Ayah” ciptaan Rinto Harahap inilah yang lebih berkesan di hati kebanyakan orang, karena liriknya yang sederhana dan melodinya yang mendayu-dayu lembut. Lagu “Ayah” ini juga pernah dipopulerkan oleh Eddy Silitonga, salah satu artis binaan Rinto Harahap.

Dan yang lebih mengesankan lagi adalah bahwa lagu “Ayah” ini, di kalangan sebagian masyarakat kita, telah menjadi semacam “lagu wajib” saat seorang ayah atau yang dianggap ayah, meninggal dunia. Misalnya, sesuai tradisi di masyarakat Batak, khususnya yang beragama Kristen, sebelum jenazah dibawa ke tempat peristirahatan terakhir, lazimnya disemayamkan di rumah selama beberapa hari untuk diberi penghormatan terakhir lewat acara-acara adat maupun ibadah gerejawi. Nah, dewasa ini, bila yang meninggal itu seorang pria yang sudah berstatus ayah, atau dianggap sebagai ayah, rasanya belum lengkap apabila lagu “Ayah” tidak diyanyikan oleh kerabat atau handai tolan almarhum. Lagu ini tentu dinyanyikan di sela-sela acara inti.

Rinto Harahap, sang komposer lagu legendaris ini telah berpulang. Sekarang, kita penggemar lagu-lagu gubahannya tentu merasa sangat kehilangan dan merindukannya, dan bersenandung: “...Untuk ayah tercinta, aku ingin bernyanyi, walau air mata di pipiku... Ayah dengarkanlah aku ingin bertemu, walau hanya dalam mimpi...”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun