Ketika sedang asyiknya memainkan Sally saloon, mama memanggilnya, "Reifa, ayo tidur sudah jam 9 malam nak !" kata mama.
"Nanti aja deh Ma, Aku lagi seru nih", jawab Reifa masih memandang komputer.
"Reifa, kamu mau besok terlambat ? Kalau terlambat, kan nanti kamu yang repot sendiri. Harus inilah, itulah, harus cepat, marah-marah dimobil, menyuruh mang Udin ngebut, sel..."kata-kata mama terpotong dengan jawaban Reifa.
"Yyya ma... Aku tau ! Ya udah aku tidur. Good night !", kata Reifa sambil beranjak dari komputernya.
"Ya sayang, selamat malam", jawab mama sambil meninggalkan kamar Reifa dan mematikan lampu juga menutup kamar Reifa.
Tapi tiba-tiba.... Ada seseorang yang memanggil nama Reifa. Reifa terbangun dan bangkit dari tempat tidurnya.
"Ma, apakah mama memanggil namaku ? Ma... Mamaaa...!" Reifa mulai panik. Ia berlari ke arah pintu yang dekat dengan ranjang Reifa. Tapi saat itu, pintu kamar dengan ranjangnya terasa jauh sekali. Ia meraih gagang pintu. tapi sialnya, PINTU TERKUNCI !!!! Reifa semakin takut.
Suara-suara yang aneh menggema di kamarnya yang luas. Ia teringat kata-kata paman Harry yang dapat melihat hantu itu.
"Hei Riko, Apakah Reifa tak pernah bermain dengan anak yang ada di bawah pohon beringin itu ?"
"Yang mana?"
"Itu, dia memakai daster putih dan berambut panjang berantakan"
Dan ia baru ingat pula, kalau pohon itu terletak pas di samping kamarnya. Nyali Reifa hampir ingin putus. Ia membaca ayat kursi. Setelah membaca ia agak tenang. Tapi ia masih mendengar seseorang memanggilnya. Apa mungkin yang memanggilnya itu adalah hantu yang ada di bawah pohon beringin itu? Reifa berusaha berfikir positif. Tapi ia tetap saja tidak tenang.
"Reifa.... Reifa.... Reifa..." suara itu kembali terdengar. Ia semakin takut. Karena terus menangis, akhirnya Reifa tertidur di samping pintu. Tetapi, suara itu masih terdengar di telinganya. Semakin lelap tidur Reifa, semakin keras pula suara itu menghantuinya.
Pagi telah datang. Rumah Reifa terang kembali. Ia masih ada di bawah pintu.Cepat-cepat ia bangun dan berlari ke kamar kak Disha. Ia menceritakan kepada Kak Disha apa yang telah terjadi semalam.
"Reifa, kamu gak usah takut begitu. Kakak tau siapa anak itu. Dia adalah Diska. Saudara kembar kakak. Dia memang selalu dibawah pohon itu untuk menjagamu, memang kakak tak pernah cerita soal Diska. Tapi, kamu tau kan kalau kakak itu memang punya saudara kembar. Kakak sangat sayaaaaaang...sekali sama Diska." jelas kak Disha sambil menangis. Tak terasa, air mata Reifa pun jatuh. Kak Diska, andai aku bisa melihatmu. Aku ingin tau rupamu. Kak, terima kasih karena telah menjagaku. I love you. Aku tetap sayang padamu walau kita berada di dunia yang berbeda.
"I love you to..." kata seseorang. Reifa kaget. Tapi ia sudah tidak takut lagi, karena ia yakin, bahwa itu adalah suara kak Diska.