Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Teori Segitiga Cinta Untuk Jomblo

10 Januari 2014   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 320 1
Jomblo pragmatis tidak akan pernah bertanya, "apakah cinta itu?"  Kalau suka si doi ya tinggal apel dan bila mungkin memacari.  Apabila ga cocok, tinggal putus.  Sebab itu ganti-ganti pacar menjadi sesuatu yang lumrah di antara jomblo-jomblo generasi posmo (baca: generasi pragmatis). Ganti-ganti pacar akan menjadi sesatu kebiasaan buruk yang di kemudian hari dapan menjadi kebiasaan ganti-ganti istri, ataupun ber gundik ria. Keputusan yang impulsif dengan alasan "cinta" sudah terbukti adalah penyebab madesu (masa depan suram). Demi cinta bahkan bisa lupa Tuhan, atau bahkan berani jual Tuhan-nya.  Demi cinta berani memberontak dengan rahim yang melahirkannya (baca: ibu).  Demi cinta berani melarikan diri dari orang tua (baca: kawin lari).  Banyak lagi akibat percintaan-percintaan murahan dari "generasi penerus bangsa"  ini yang membikin kita geleng-geleng kepala. Sebab itu teori berpacaran yang sudah menjadi  aneh bin tidak lazim harus mulai di galakkan di kalangan generasi ini.  Sehingga persentase "jomblo sukses" akan semakin bertambah, dan akhirnya kita akan melihat generasi baru bangsa ini yang semakin berkualitas dan tidak pragmatis, dan hedonis. Teori Robert Stenberg  soal cinta yang disebut Triangular Theory of Love patut diajarkan ke generasi muda, sehingga lebih mengerti arti cinta dan bagaimana menentukan pilihan hidup.   Paling tidak teori ini saya pegang dalam pengalaman saya mencari cinta waktu jomblo. Dan sekarang setelah menikah pun, definisi cinta sang psikolog sangat membantu saya untuk menghadirkan cinta dalam pernikahan dan keluarga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun