Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Menggerakkan Relawan Tanpa Uang, Mungkinkah?

28 Januari 2014   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 623 13
Dalam sebuah pergerakan terlepas dari tujuan pergerakan itu relawan, loyalis, atau pengikut  dari gerakan adalah darah dari pergerakan itu.  Sebagai contoh, loyalis Anas yang terus semangat walaupun sang tokoh sudah ada di kerangkeng KPK sangat menarik untuk dikaji penyebabnya. Jokowi-Ahok Lovers jelas memiliki tingkat keloyalan yang luar biasa.  Yang terbaru adalah relawan Anies Baswedan dengan semangat #turuntangan-nya.   Dan jangan lupa Dahlan Iskan, Prabowo, Gita Wirjawan, Win-HT, sampai pengikut FPI masing-masing memiliki loyalisnya sendiri-sendiri. Relawan seharusnya tidak dibayar.  Apabila dibayar jadinya provokator atau pasukan nasi bungkus. Minimal itu bukan relawan tapi  "tim sukses"   Untuk membentuk tim sukses ini akan mahal sekali, itu sebabnya caleg-caleg harus merogoh kantong demikian banyak untuk ikut pemilihan.  Partai-partai politik pun harus menyediakan dana yang fantastik untuk bisa memenangkan pemilu.  Yang terakhir, untuk menjadi saksi parpol saja uang harus bermain. Ini adalah bagian lingkaran setan (vicious circle) dalam budaya korupsi yang sebenarnya harus diberantas sedini mungkin. Pakar kepimpinan dunia John Maxwell menyatakan pernyataan yang terkenal "Leadership is Influence" yang artinya adalah kepimpinan adalah pengaruh.  Bukan posisi, apalagi membeli! Apa yang membuat seseorang diikuti dan bagaimana prosesnya menghasilkan relawan-relawan militan tanpa uang? Patut di pelajari. Dari semua calon-calon pemimpin bangsa, saya tertarik mempelajari Jokowi, Ahok, dan Anies Baswedan sebagai studi kasus sederhana bagaimana menjadi pemimpin yang menggerakkan tanpa uang.  Ketiga pemimpin ini sangat karismatik dan berbeda dari pemimpin-pemimpin yang lain.  Jokowi-Ahok lovers sudah terkenal sangat militan dan kadang cenderung fanatik.  Anies Baswedan lebih liar lagi ide-idenya.   Sejak dari gerakan Indonesia Mengajar terlihat Anies sangat piawai menggerakkan konstituen.  Hampir tidak ada yang mengkritik dia dalam persuasif orasinya. Meskipun demikian, ketiga pemimpin ini sangat berbeda satu dengan yang lain.   Masing-masing memiliki jurus yang ampuh untuk menggerakkan relawan masing-masing. #1 Jurus Jokowi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun