Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Menuduh Revolusi Mental adalah PKI, Masih Waraskah?

26 Juni 2014   23:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:44 696 8
Kalau diumpamakan lomba lari jarak jauh, 15 hari kedepan pilpres 2014 sudah sampai tahap SPRINT.  Semua kekuatan dikeluarkan untuk menjadi yang terbaik.  Disaat-saat sepert ini lah rakyat Indonesia disuguhi pertunjukan yang membikin mual, muak, dan mangkel (3M).  KPU dan Bawaslu bagaikan seonggok pohon pisang yang tidak bisa apa-apa.

Resiko terlalu besar untuk menghentikan proses pilpres karena faktor hukum, karena bisa menimpulkan huru-hara bagi yang dikenai sanksi.  Akibatnya pembiaran yang luar biasa terjadi. Kalau tuduhan dan umpatan terjadi antar simpatisan, kita maklumi sebagai proses belajar demokrasi.  Tapi kalau keluar dari jubir resmi capres diusung dan KPU/Baswalu hanya "meneng thok" kata orang jawa, orang awam cuma bisa geleng-geleng prihatin.

Kali ini Fadli Zon berkicau lagi, dan tidak tanggung-tanggung dia menuduh revolusi mental adalah PKI. Pendukung-pendukung Prahara yang terhormat, rasional, dan "masih waras " saya yakin masih ada.  Tapi jelas Fadli Zon BUKAN salah satu yang waras.

Apalagi Fadli Zon bukanlah simpatisan, dia termasuk corong resmi kubu Prahara.  Jadi saya boleh berasumsi Fadli Zon = Prahara = Prabowo.  Pendukung prahara jangan ada yang merasa keberatan dengan kesimpulan saya.  Ini fakta.  Justru komentar kompasianer pro prahara bagi saya buka suara resmi dari Prahara atau prabowo.  Cuma opini, bukan fakta.

Kita perhatikan kicauan gilanya sama-sama:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun