Yang saya amati, kedua kubu sebenarnya sudah tahu hasil akhir. Bahasa "politically correct" yang dipakai SBY, dan kedua kubu yang seakan-akan masuk zona cold war membuat pesta demokrasi 9 Juli sedikit tercoreng. Tidak akan mudah melupakan "stigma"" ini.
Mengapa jalan politis ini diambil, bisa diduga akibat potensi adanya pihak yang mengambil keuntungan dengan "mengkeruhkan yang tidak keruh". Inilah sebabnya sangat bahaya sekali kalau KPU tidak netral, dan SBY juga tidak tegas dalam mengambil posisi.
Posisi "Buying Time" ini adalah posisi mengulur waktu untuk menyusun siasat baru. Entah siasat apa lagi yang mau digunakan, tapi kali ini seluruh dunia melihat, seluruh Indonesia memperhatikan, KPK pun mengawasi. Semoga bukan siasat-siasat yang akan merobek tenun kebangsaan. Bola sekarang ada di KPU dan Baswalu, apakah mereka bisa bersih 100% atau mau bermain kotor dan jadi catatan buruk sejarah Indonesia? Keputusan di tangan KPU.