Sekali kita pikiran ini tertutup, maka membukanya membutuhkan mujizat Ilahi. Mungkin bagi kubu Prahara, itu berlaku juga untuk pendukung Jokowi. Pikiran pendukung Jokowi yang tertutup, tidak bisa terbuka dan butuh sentuhan Ilahi. Meskipun masing-masing kita bisa merasa yang paling benar, yang pasti tidak semua kita benar. Artinya ada yang bohong dan/atau hidup dalam kebohongan.
Dari 3 hal yang pernah saya prediksi Status Quo, Opportunis, Agamis yang ada dibelakang Prabowo (baca) kita bisa melihat dengan jelas bahwa kelompok status quo dan opportunis nyaris tidak terdengar. Bahkan Golkar melalui Agung Laksono sudah ancang-ancang mau merapat ke Jokowi. Yusril hengkang dan lebih bersikap netral. Hasyim pun tidak keras sekali bunyinya. Yang masih keras tinggal PKS dan Prabowo sendiri. Tidakkah ini berarti sesuatu?