Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Serangan Balik Jokowi

17 September 2014   21:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:25 366 8
Keberhasilan kakak beradik anak Sumitro, Prabowo dan Hasyim di tahun 2014 ini akan terus dikenang dalam sejarah. Keberhasilan untuk menebarkan prahara dalam berbangsa.   Bergerak melalui DPR dengan semangat "Asal Bukan Jokowi" menghilangkan respek kita 100% terhadap politikus-politikus yang tidak mampu memberi teladan ke masyarakat.

Tidak aneh, "pendukung prahara" yang militan pun tetap teguh berkampanye hitam ataupun negatif, seakan-akan pilpres belum selesai.

Sampai detik ini, Jokowi sudah menunjukkan niat lurusnya untuk memenuhi semua janji politiknya dengan terobosan tim Transisi misalnya.  Di lain pihak, Prabowo cs menunjukkan dengan jelas ketidakdewasaan dalam berpolitik dan terus meradang sepert banteng kesurupan menyerang Jokowi.

Pertanyaan saya, mengapa para pendukung prahara ini tidak mampu melihat realitas bahwa "Untung yang menang Jokowi" kalau tidak bangsa ini jadi akan seperti apa rusaknya.

Sejak debat presiden pertama, saya sudah menuliskan bahwa akan percuma berdebat dengan pendukung-pendukung semacam ini.  Karena memang itikatnya sejak awal  tidak baik.  Sudah menjadi personal vendetta yang hanya bisa dipuaskan kalau Prabowo jadi presiden. Dan karena itu tidak mungkin, maka mereka akan membuat realitas sendiri dan terus bermain dengan angan-angan.

Jokowi bukan segalanya

Sejak awal kita semua yang waras tahu Jokowi bukan segalanya.  Dia bukan Tuhan yang tanpa kelemahan. Tapi Jokowi adalah prasyarat utama perubahan total untuk Indonesia Baru.  Dan sampai detik ini dia mampu menunjukkan itu.

Menekan Jokowi secara politis tidak akan menguntungkan bagi semua pihak.  Terutama sebetulnya bagi pihak lawan.  Sebentar lagi Jokowi akan resmi menjadi RI-1 yang berhak menggerakan semua elemen pemerintahan untuk kepentingan rakyat banyak.  Apakah mereka lupa bahwa seorang Jokowi mampu "menyerang balik" di debat presiden membuat sang jendral gelagapan dan tidak berkutik?

Serangan Balik Jokowi

Pengadilan ad hoc HAM, dan KPK akan mampu menjadi serangan balik telak bagi lawan.  Saya pribadi justru menantikan serangan balik ini. Dan harapannya adalah dibersihkannya Indonesia dari politikus-politikus pemecah bangsa.  Cabut hak politik seperti LHI adalah rekomendasi saya nomer 1.

Melalui Perpu buat kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat, dan membuat pasukan eksekutif menjadi teladan.  Kabinet besar atau kecil asalkan berfungsi dan mampu menjadi contoh bagaimana seharusnya kabinet itu bekerja, akan mampu membungkan mulut-mulut rewel.

Kerinduan kita bersama adalah membangun Indonesia Baru dan melupakan perbedaan politis.  Tapi apabila tidak mau kompromi dan rekonsiliasi, mengapa seorang presiden republik Indonesia harus takut kepada rakyat biasa yang mencoba untuk menghalangi jalannya perubahan?

Pendekar Solo

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun