Kata-kata yang ada dalam kutipan tersebut adalah bentuk mawas diri yang harus kita miliki, kita tidak boleh mengklaim apa yang dialami orang lain berdasarkan hanya pada apa yang kita lihat, kutipan tersebut juga merupakan bentuk ajakan agar kita senantiasa berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan serta berhati-hati dalam mengendalikan hawa nafsu kita. Jangan sampai hawa nafsu menjadi pemicu utama kita dalam melakukan hal buruk ataupun menghukumi sesuatu yang tidak seharusnya kita lakukan.
Dalam tulisan Abi Quraisy Shihab "Al-quran Rahmat bagi Manusia", beliau menuturkan bahwa dalam surat Al-Jatsirat ayat 23 disebutkan manusia memiliki hawa nafsu dan dapat bertindak untuk memposisikan hawa nafsu tersebut. Dalam ayat tersebut juga disebutkan bahwa ketika manusia memilih untuk mengikuti dan menuhankan hawa nafsunya, maka Allah akan mengunci mati hati, pendengaran, penglihatan serta membiarkannya menjadi sesat. Ayat tersebut jelas menyebutkan bahwa manusia harus benar-benar berhati-hati dalam menghadapi godaan hawa nafsunya.
Selain itu, dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad juga disebutkan bahwa "Orang yang berjihad sejati adalah orang yang memerangi hawa nafsunya karena Allah". Hadits tersebut jelas menekankan adanya seruan untuk memerangi hawa nafsu yang dapat menguasai diri dan mengarahkan diri pada hal-hal buruk. Berbagai penjelasan baik dari ayat quran maupun hadist sama-sama menyerukan manusia untuk dapat mengendalikan hawa nafsu dengan baik. Â