Eriksen (1998:242) menyatakan bahwa sistem kasta sebagai sebuah tatanan
yang mengelompokkan semua masyarakat Hindu-Bali ke dalam kelompok-kelompok
endogam dengan keanggotaan herediter, yang serentak memisahkan dan
menghubungkan seseorang dengan yang lainnya melalui tiga karakteristik, yakni:
pemisahan menyangkut perkawinan dan kontak, pembagian kerja dalam setiap
kelompok yang mewakili satu profesi tertentu, dan akhirnya hirarki, sehingga
masyarakat akan diurutkan pada sebuah skala yang memilah mereka ke dalam kasta
tinggi dan rendah
   Stratifikasi merupakan fenomena yang tak terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat.. Di berbagai belahan dunia, pengelompokan individu berdasarkan status, kekayaan, dan peran sosial menciptakan struktur yang mempengaruhi interaksi dan hubungan antar anggota masyarakat. Di Indonesia, Stratifikasi sosial dalam masyarakan menunjukkan adanya kelas-kelas sosial atau tingkatan sosial, termasuk dalam kasta yang masih berlaku di masyarakat Bali.
   Dalam era modern, pengaruh globalisasi dan modernisasi mulai merambah kehidupan masyarakat Bali, memunculkan pertanyaan tentang keberlangsungan dan dinamika stratifikasi sosial dalam konteks yang terus berubah. Perubahan sosial ini tidak hanya memengaruhi interaksi antar kasta, tetapi juga menantang norma-norma dan tradisi yang telah ada.
   Sistem kasta di Bali merupakan aspek penting dalam startifikasi sosial budaya masyarakat Bali yang sudah ada sejak zaman dahulu. Sistem ini bukan hanya mencerminkan pembagian sosial, tetapi mencerminkan nilai-nilai budaya dan keagamaan yang mendalam. istem kasta di Bali memiliki kemiripan dengan sistem kasta di India, namun lebih sederhana dan terfokus pada struktur sosial yang ada di pulau tersebut. Kasta Brahmana, sebagai kasta tertinggi, berfungsi sebagai pemimpin spiritual dan pelaksana upacara keagamaan. Kasta Ksatria terdiri dari para bangsawan dan prajurit yang bertanggung jawab atas pemerintahan dan perlindungan masyarakat. Kasta Waisya mencakup pedagang dan pengusaha yang berperan dalam perekonomian, sedangkan kasta Sudra, yang merupakan kasta terendah, terdiri dari buruh dan pekerja yang melayani kebutuhan masyarakat lainnya.
     Sistem kasta di Bali memiliki Sejarah dalam budaya agama hindu yang telah di adaptasi dan di integrasi dengan nilai-nilai lokal. Meskipun dengan adanya modernisasi dan globalisasi membawa perubahan yang sangat signifikan, namun tradisi ini masih tetap relevan dan di pertahankan oleh Sebagian besar masyarakat di Bali. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorisasi karakteristik sistem kasta, dampaknya terhadap struktur sosial, serta tantangan yang di hadapi oleh masyarakat Bali dalam mempertahankan tradisi dan budaya ini di era modern. Dengan memahami sistem kasta di Bali, kita dapat lebih menghargai kompleksitas budaya dan tradisi yang ada, serta tantangan yang dihadapi masyarakat Bali dalam mempertahankan identitas mereka di tengah perubahan zaman.
   Artikel ini bertujuan untuk membahas lebih mendalam terkait stratifikasi sosial dalam kasta masyarakat di Bali. Berfokus pada bagaimana sistem ini di bentuk, dipertahakan, dan tetap dapat beradaptasi menghadapi perubahan zaman. Melalui artikel ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan kasta dalam masyarakat Bali serta tantangan yang di hadapi oleh masyarakat dalam mempertahankan identitas mereka di tengah arus perubahan global.