Jelang 3 hari (H-3) pelantikan Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia ke-7, beliau tanpa sungkan dan gengsi menemui mantan rivalnya pada Pilpres yang lalu, Bapak Prabowo Subianto. Padahal dalam kapasitas sebagai seorang Presiden yang tentu sarat dengan tugas dan tanggung jawab yang besar yang harus dipersiapkan secara matang, beliau mengesampingkan semua urusan dan menganggap jauh lebih penting mendapat dukungan pak Prabowo, baik dalam pelantikannya maupun kepemimpinannya kelak. Momen tersebut bukan saja menjadi momen berharga bagi seorang Jokowi, tapi menjadi momen yang dinanti masyarakat Indonesia bagaimanakah Prabowo menyikapi pertemuan tersebut?
Santer terdengar rencana Prabowo menolak hadir dalam pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober nanti. Tetapi dengan sikap rendah hati Jokowi menemui sekaligus menyampaikan selamat ulang tahun bagi pak Prabowo, memecahkan kebuntuan politik selama ini. Dan momen berharga tersebut juga menjadi kesempatan bagi Prabowo mengakui dan menyampaikan selamat bagi kemenangan Jokowi sebagai presiden terpilih ke-7. Apa yang bisa kita petik dari sikap Jokowi menemui Prabowo?
1.Jokowi mengesampingkan posisi tawar sebagai pihak yang lebih berkuasa. Pak Jokowi merasa perlu menjalin persahabatan dengan semua pihak. 1000 kawan terlalu sedikit, sementara 1 musuh terlalu banyak. Satu ungkapan pribahasa yang pernah terlontar dari mulut Prabowo dalam debat capres yang lalu, tapi dengan bijaksana dilakukan seorang Jokowi dengan menemui Prabowo. Ada saatnya beroposisi, ada saatnya berkooperasi. Ada saatnya bertanding, ada pula saatnya bersanding. 2 thumbs up for you Mr. President!
2.Jokowi tahu keterbatasannya dan menyadari bahwa dia butuh dukungan yang kuat bagi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Presiden RI berikutnya. Apa yang dialami dan terjadi pada pemerintahan SBY pasti menjadi cermin bagi Jokowi. Apa yang terjadi pada pemilihan kelengkapan badan anggota DPR/MPR pasti jadi penilaian bagi Jokowi bagaimana beliau harus menjalin kerjasama yang baik agar pemerintahannya mendapat dukungan bukan rongrongan. Sehingga dengan sikap merakyat dan rendah hati beliau mendahului berkunjung ke kediaman pak Prabowo.
3.Jokowi tidak menggunakan cara top down tapi come down (turun ke bawah). Meskipun secara status seharusnya Jokowi yang notabene presiden bisa kelak mengatur pertemuan tapi beliau menggunakan waktu yang terbatas untuk menemui Prabowo dan sekaligus mata rakyat memandang betapa ada sikap kerendahhatian seorang pemimpin bangsa, memecahkan kebuntuan politik dengan sikap elegan menemui mantan rivalnya. Apa yang dilakukan Jokowi sekaligus menunjukkan bahwa beliau memang tidak pernah menganggap Prabowo sebagai musuh, justru sebaliknya sahabat dalam berkompetisi seperti pernyataannya pasca penetapan MK sebagai presiden terpilih.