“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir,”
Keharmonisan tidak terdoktrin hanya dalam ruang keagamaan saja. Seorang ilmuwan Inggris, Paul Dirac, pernah meraih Nobel fisika pada 1993 melalui temuannya yang disebut Parite. Penemuan itu mengungkapkan bahwa materi diciptakan berpasangan, seperti halnya elektron dan proton. Dirac mengatakan bahwa ‘setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat,”.
Penemuan Dirac tersebut sekaligus menegaskan bahwa keharmonisan tidak hanya ihwal hubungan antar manusia saja. Dalam Alquran pula, Surah Ya Sin ayat 36 menyematkan firman Tuhan yang mengungkapkan bahwa:
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh Bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui,”
Oleh karenanya, di dunia ini ada siang dan malam, ada terang dan gelap, ada kiri dan kanan, serta ada dua pasang mata, dua pasang tangan dan kaki, ada anak kecil dan ada orangtua. Ibnu Katsir juga pernah menyampaikan bahwa:
“Setiap makhluk itu berpasang-pasangan. Ada matahari dan bumi. Ada malam dan ada siang. Ada matahari dan ada rembulan. Ada daratan dan ada lautan. Ada terang dan ada gelap. Ada iman dan ada kafir. Ada kematian dan ada kehidupan. Ada kesengsaraan dan ada kebahagiaan. Ada surga dan ada neraka. Sampai pada hewan pun terdapat demikian. Ada juga jin dan ada manusia. Ada lelaki dan ada perempuan. Ada pula berpasang-pasangan pada tanaman.”