Semburat embun yang membawa mendung di pagi hari tak lelahnya membawa kabar akan turun hujan. Meskipun sudah dua jam aku menanti hujan, hujan tampaknya masih enggan menyentuh tanah. Mendung tetap menggantung seraya menunggu kepastian kapan hujan bersedia menyambangi tanah. Semula aku berharap hujan dapat menjadwal ulang pertemuannya dengan tanah, namun melihat mendung yang terus bergantung dan penuh bimbang aku justru menginginkan hujan turun lebih cepat. Setengah jam lagi aku akan melangkahkan kakiku dan menyambut taksi yang telah kupesan. Samar-samar wajahnya terus tergambar di tiap awan hitam yang berarak. Menuju bandara kuharap hari ini lancar meskipun mendung masih bergelayut. Harapan terbesarku pula, burung baja yang membawanya tak menunda jadwal terbangnya. Selama aku tak mendapat kabar penundaan keberangkatan seperti yang sudah-sudah aku bisa bernafas lega. Pertemuan kali ini berbeda dengan pertemuan yang sebelum sebelumnya. Pertemuan yang memiliki arti besar dalam hidupku, bukan lagi pertemuan tanpa kepastian. Taksi telah terparkir menantiku. Dengan berjuta langkah ringan aku menyambutnya dan berharap waktu bergegas cepat membawaku pergi menuju bandara.