Warga keturunan di kampung saya pada jaman konfrontasi dengan Malaysia sudah cukup banyak. Mereka rata2 berdagang kecil2an rokok smokelan dari Negara tetangga, buka warung kopi dan menjual sekedar buah2an hasil kebun dibelakang rumah mereka. Mereka menanam papaya, ubikayu dan tanaman lain. Kalau baba dan nyonya ke kota beli barang2 dagangan yang jaga warung orangtua si baba/nyonya. Kita panggil apek karena usianya sudah tua…tambahan kongkong sampai saat ini saya nggak mengerti apa maksudnya secara harfiah….tapi lupakanlah.