Luka penyair tersemat di dada berontak melalui ketajaman hati seperti belati, seperti pedang, seperti harapan yang di asah hingga tajam menebas kegalauan yang kian menjadi di tiap perjalanan menuju kesejatian yang hakiki agar hidup tak sekedar ada bernafas dan bermimpi.
Luka penyair tersemat di dada berontak melalui ketajaman hati seperti belati, seperti pedang, seperti harapan yang di asah hingga tajam menebas kegalauan yang kian menjadi di tiap perjalanan menuju kesejatian yang hakiki agar hidup tak sekedar ada bernafas dan bermimpi maka perjuangan mesti di wujudkan di pertaruhkan hingga nafas terakhir menghembus ke udara.
Luka penyair tersemat di dada berontak melalui ketajaman hati seperti belati, seperti pedang, seperti harapan yang di asah hingga tajam menebas kegalauan yang kian menjadi di tiap perjalanan menuju kesejatian yang hakiki agar hidup tak sekedar ada bernafas dan bermimpi maka perjuangan mesti di wujudkan di pertaruhkan hingga nafas terakhir menghembus ke udara, udara yang sejatinya harus bersih dari kotoran-kotoran dunia sebab kita menghisapnya.