Ingatkah dulu saat kita menunggangi kuda hitam hendak mencari keberadaan Tuhan. Engkau duduk di depan dan aku duduk di belakang, dua bilah pedang dalam saku pinggang, sekantung makanan dan air dalam kendi menggantung di pundak kuda bekal perjalanan. Kita selusuri jalan-jalan setapak keluar masuk hutan, kampung, dan perkotaan, menaiki dan menuruni lembah-lembah pegunungan.
KEMBALI KE ARTIKEL