Saat bulan terang dan angin saling berteguran.
Mataku bagai mata serigala menatap mu seakan mangsa.
Di antara ramai lalu lalang orang, diantara tenda-tenda biru yang miring dan tegak dengan kayu.
Lampu-lampu neon menggantung cahayanya menerangi semua pengunjung.
Termasuk kamu, termasuk aku.
Rok dan baju semarak warna.
Anak-anak kecil sampai orang dewasa.
Teriakan-teriakan para pedagang menggema di telinga.
Aku menyelinap melewati penjual boneka dan baju dalam.
Mendekati dirimu yang sendirian berjalan.
Kini aku tepat di sampingmu, harum tubuhmu tercium lembut.
Dadaku berguncang, ingin rasanya berkenalan.
Wanita berambut panjang yang sederhana dalam penampilan.
Tanpa sentuhan yang nakal sudikah dirimu bila ku tegur.
Berjabat tangan dan menanyakan siapa namamu.
Tiba-tiba kita saling tatap matamu bagai bola lampu yang menyala.
Maka bagai perjumpaan penjual dan pembeli ramah dan akur.
Kita saling bertukar sapa.
Oh Tuhan senyummu nyangkut di bibirku bagai gula-gula yang di bakar.
Merah muda, ranum dan menggiurkan.
Kemudian riuh pasar malam seakan tenang.
Orang-orang menjinjing tas plastik berisi barang belanjaan.
Entah boneka, baju dalam atau sepatu dengan merek yang di palsukan.
Sedangkan kita membawa perkenalan tanpa harga yang pas tanpa di masukan dalam keranjang.
Di iringi lagu dangdut pengiring komedi putar.