Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Generasi Penyusup

28 Maret 2014   21:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 159 0

Memasuki zaman modern dimana perkembangan teknologi amat sangat pesat, kebutuhan akan segala informasi dengan mudah di dapat, inilah jaman baru dimana segala sesuatu dapat diakses dengan mudah dan dimanjakan oleh teknologi itu sendiri.

Dampaknya bermacam-macam,salah satunya adalah banyak masuknya budaya asing kenegeriini mengalir deras tak terbendung dan tak ada daya apapun untuk menghentikannya, jaman terus maju segala sesuatu serba menglobal dan cepat hingga menyatu di segala lini kehidupan.Segalanya serba cepat dan instan, berkat kemajuan teknologi jarak seolah bukanlah batas, kini tak perlu harus pergi jauh-jauh jika hal itu didapat melalui media yang sehari-hari kita gunakan.

Segala sesuatu pasti menghasilkan sebuah dampak, entah itu adalah dampak positif atau mungkin sebaliknya tergantung dari mana sudut pandang kita, tak jarang segala sesuatu yang baru menimbulkan sesuatu yang kurang baik atau dapat di katakan buruk. Dampaknya sangat nyata di kehidupan sehari-hari, budaya meniru adalah salah satu perilaku budaya yang sedikit manfaatnya ketimbang kemudaratannya.

Generasi Penyusup terdiri dari dua suku kata yakni generasi dan penyusup. Generasi berasal dari generation (dalam inggris) yang berarti adalah sekalian orang yang memiliki persamaan waktu, hidup, angkatan dan juga turunan sedangkan penyusup berati sebagai kegiatan atau perbuatan yang masuk secara diam-diam. Disini saya simpulkan generasi penyusup adalah masyarakat yang secara bersama-sama (baik oelh kesadaran individu masing-masing) melakukan tindakan menyusup (secara diam-diam) dalam banyak hal, dalam hal ini salah satunya adalah untuk meniru/mencontoh budaya asing baik secara sabar maupun tidak sadar.

Efek dari budaya penyusup adalah hilangnya ciri khas bangsa, jati diri bangsa. Kini semua berlomba meniru budaya luar, generasi kini, khusunya pemuda kehilangan kepedulian kepada negara, mereka lebih hapal gerakan tari yang sedang booming di media social, atau mereka lebih hapal lagu bahasa asing ketimbang lagu wajib nasional.

Dalam pergaulan sehari-hari kita bisa lihat betapa rendahnya nilai moralitas anak bangsa khususnya bagi pemuda, setiap hari kita bisa menyaksikan para pemuda meniru gaya berpakaian artis yang sedang trend dimana kita lihat mereka sering mempertontonkan bagian tubuh yang seharusnya tertutup. Atau melakukan hubungan intim dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Dari sini kita bisa saksikan bahwa mereka sudah kehilangan culture budaya ketimuran dan semakin melupakan luhurnya budaya bangsa karena proses globalisasi yang tak tertahankan.

Efek Culture Shock atau kegoncangan budaya membuat labil dalam tatanan kehidupan dan menyebabkan ketidak seimbangan antara pengaruh budaya baru dengan kebiasaaan lama yang semakin hari semakin tergerus. Lantas atas fenomena ini siapakah yang harus bertanggung jawab ?

Pemerintah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun