Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

"Dare to Fail, Dare to Down…"

13 April 2011   14:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:50 63 0
Berani gagal & berani jatuh, kenapa nggak? Seri Psikologi by: HANDRY TM

Ada dua pilihan untuk menjadi orang terpandang: Sukses karena tercela, atau gagal karena mulia? Kenapa kegagalan senantiasa menjadi haram, dan sukses besar selalu menghantui setiap orang?

BERDIRI di lantai atas hanggar bandara Soekarno-Hatta, titik pandang Viona ngikutin gerakan pesawat yang terus menjulang tinggi. "Aku ingin menjulang tinggi di awan, dan hilang entah," katanya bak berpuisi.

Ia nggak bisa bayangin, menjadi cewek nggak bermakna bagi lingkungannya. Nggak dipandang teman, apalagi orang yang jauh dari pergaulannya. "Aku nggak bisa bayangin, menjadi orang terpuruk dan lantas terjungkal begitu saja di tempat sampah."

Yang jadi pertanyaan kini, seberapa jauh ukuran sukses Viona? "Untuk menjadi bintang pelajaran, rasanya mustahil. Aku mesti masuk koran, main sinetron, paling nggak menjadi model video klip grup musik kelas menengah," katanya.

Tapi, ternyata Tuhan memberi banyak pilihan. Manusia nggak bakal mampu menikimati kesuksesannya jika dari awal ia hidup di lingkungan sukses. Ukuran "nikmat" bakal dibandingin dengan kadar "nggak nikmat" tempat dimana ia kini berdiri.

Viona merasa dirinya cewek tajir sejak kecil. Kekayaan turun-temurun dari neneknya, hingga kelak kalo doi punya anak, kayaknya kekayaan itu belum beranjak jauh. Ukuran enak di mata keluarga Viona sangat faali (fisik). Makan enak, tidur nyenyak, pokoknya serba nikmat, deh. Terus ada ukuran sukses lain di luar itu. Eh, si Titi, teman sekelasnya, sekalipun anak pegawai negeri, doi sukses juga lho menjadi penyanyi. Eh, hepi itu ternyata nggak melulu belanjaain duit, tapi juga confession.

Orang lain bertepuk, menyapa dan teman sesama cewek mencubit pipi Titi, dengan sapaan mesra: "Elok nian penampilan kamu di televisi." Aduh, kenapa nggak ada yang nyeletuk, "Bagus bener rumah kamu di Pondok Indah itu," atau apalah.

Viona mendapatkan bandingan lain. Satu hal, ada bobot sukses yang lebih kualitatif di seberang sana. Yakni reputation. Sukses yang terlebih dahulu diperjuangkan. Bukan sukses lantaran hadiah.

Tipologi Jiwa

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun