Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Beliau Sang Penabur Huru-hara

7 April 2015   02:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:27 14 2
Teramat beruntung dia

Mampu memudahkan hal tersulit

Kemudian jiwa-jiwa menunduk patuh

Entahlah dari mana dia hadir

Bagai makhluk terbuat dari cahaya

Itulah wujudnya saat mengumbar kata

Namun cahaya itu terlahir dari api

Tunggulah sampai api itu membakarmu

Aku dan kamu adalah sebuah kendaraan

Akan tetapi aku bukan kendaraan miliknya

Lantas bagaimana dengan dirimu?

Sudahlah, itu sudah terlewati

Kini mari kita nikmati saja semuanya

Lalu muntahkan apa yang tidak kita suka

Dan mulailah dengan berfilosofi

Bila tidak mencegah mari kita mengobati

Kerusakan terjadi begitu banyak

Dasyatnya warta terasa perih menyiksa

Dia pasti akan memberi penawarnya

Namun sebelum itu dia  menebarkan racunnya

Beliau berharap menjadi pahlawan

Maka dia menabur huru-hara

Manusia di lingkarannya pun tersiksa

Beliau pun menyudahi permainannya

Datanglah beliau seolah juru selamat si jelata

Mereka yang membenci akan berbalik mencinta

Kemudian dengan kebutaan tulus memuja-muja

Menggilai dia tanpa ilmu di dalamnya

Dusta itu terjaga dengan sangat tertata

Dan sangat jarang kesadaran menghinggapi manusia

Beliau gencar memainkan wayangnya

Tipu daya adalah sihir terampuhnya

Bersama dalihnya kehancuran sempurna tercipta

Beliaulah sang penabur huru-hara

Yang sengaja memberi ragam masalah serta luka

Agar beliau pula yang nampak sanggup mengobatinya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun