Oleh Handra Deddy Hasan
Ini bukan pengalaman pertama penulis berwisata ke Jepang. Kebetulan anak-anak penulis study dan bekerja di Jepang. Tahun 2023 setelah badai COVID berakhir penulis punya kesempatan lagi menjajal perjalanan wisata ke Jepang.
Seperti biasa untuk mengirit ongkos penulis dan putera bungsu berangkat dari bandara Soekarno-Hatta Terminal 2 Gate F 1 dengan pesawat budget flight yang telah direservasi 3 (tiga) bulan sebelumnya. Karena pesawat budget flight kami hati-hati menimbang dan memilih barang bawaan, mana kami tidak membeli bagasi, jadi hanya boleh membawa tentengan cabin maksimal 2 potong dengan ukuran tertentu dan berat maksimal 7 kilogram.
Budget flight adalah istilah yang merujuk pada penerbangan dengan biaya rendah atau penerbangan murah. Ini adalah jenis layanan penerbangan yang ditawarkan oleh maskapai penerbangan yang berfokus pada menawarkan tiket pesawat dengan harga yang lebih terjangkau daripada maskapai tradisional.
Maskapai penerbangan budget flight biasanya berusaha untuk mengurangi biaya operasional mereka dengan cara yang berbeda. Mereka mungkin menggunakan pesawat dengan konfigurasi kursi yang lebih padat untuk mengangkut lebih banyak penumpang dalam satu penerbangan. Mereka juga dapat mengurangi pelayanan tambahan seperti makanan dan minuman gratis atau mengenakan biaya ekstra untuk layanan tambahan seperti bagasi terdaftar atau pilihan tempat duduk.
Dengan menawarkan harga tiket yang lebih rendah, maskapai anggaran berusaha menarik penumpang yang mencari penerbangan murah. Ini dapat menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang ingin bepergian dengan anggaran terbatas atau tidak memerlukan banyak layanan tambahan.
Bagi kami tidak masalah, karena kepergian kali ini bulan Juni akhir dimana musim panas di Jepang, sehingga pakaian cukup yang ringkas seperti t shirt beberapa lembar. Akibatnya barang yang kami bawa ke cabin hanya seberat 5 (Lima) kilogram. Selain itu, kami akan menginap di apato (apartemen) anak sendiri, sehingga bisa menyuci pakaian sendiri. Kalau kepepet pun kehabisan pakaian, masih bisa beli baju kaos murah di Jepang.
Pesawat yang kami tumpangi stop over di Kuala Lumpur, Malaysia. Kami landing di Kuala Lumpur di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2) jam 8.00 pagi waktu setempat (1 jam lebih lama dari Jakarta). Stop overnya cukup lama, kami akan takeoff lagi menuju Airport Haneda Tokyo Jepang pukul 14.00 waktu Malaysia.
Menunggu di dalam airport KLIA2 selama 6 jam memang terasa membosankan. Walaupun di dalam airport banyak toko-toko menjual oleh-oleh dan barang-barang branded, namun hal tersebut sudah sangat biasa, barang-barang yang dijual banyak bertebaran di mal-mal Indonesia.
Ada juga yang berbeda antara KLIA2 dengan airport di Indonesia sehingga kita merasa diluar negeri yaitu penyediaan kran minum air putih gratis di banyak tempat dan dapat diminum dengan pincuk kertas yang disediakan.
Untuk membunuh waktu penulis sempat mencoba kursi pijat seharga 10 Ringgit Malasia (RM) untuk jangka waktu 10 menit.