Saya termasuk pembaca kolom Parodi oleh Samuel Mulia di harian Kompas. Keterusterangannya ingin lari dari kenyataan dan mempertanyakan makna “hope” atau harapan membuat saya tersenyum membacanya. Tersenyum (lega?), bahwa ada juga orang yang berani jujur mengenai kegalauan dalam hidupnya. Padahal biasanya orang berlomba-lomba berusaha menunjukkan kedamaian hidupnya, pencapaiannya terkini, dan kepasrahannya pada Sang Maha Pencipta yang menunjukkan tingginya kadar keimanan mereka.