Shigeru melirik bangku kosong di sebelahnya. Ia bukan ingin berpindah ke sana, tapi karena merasa sangat marah dengan pemiliknya. Pemilik bangku itu sudah menghancurkan rencananya dan apa yang dilakukannya seakan-akan menantang dirinya untuk melakukan “perang” yang lebih besar lagi. Ya, meski ia sadar kalau akan menjadi lawan yang tidak terlihat. Bawahan-bawahannya yang akan turun tangan melakukan “perang” itu.
KEMBALI KE ARTIKEL