Semburat sinar mentari mulai masuk menelisik sela-sela triplek yang menjadi dinding tempat tinggal keluargaku. Sinar teriknya menusuk mata seolah memaksaku untuk segera bangun dari tidur yang nyaman ini. Seperti biasa, aku harus ke sumur untuk mengambil air. Jaraknya sekitar 500 meter dari rumahku. Sebelum ditinggal pergi ku pastikan Lili dan Lilo, adik kembarku dan Nina adik pertamaku masih terlelap dalam tidurnya. Pintu kayu ku buka dengan sangat hati-hati agar suara deritnya tidak terdengar oleh adik-adikku.
KEMBALI KE ARTIKEL