Dalam dunia komunikasi publik, setiap ucapan seorang tokoh agama memiliki makna yang lebih besar dari sekadar kata-kata. Ucapan yang keliru, terutama jika bernada menghina, dapat menimbulkan polemik dan melukai perasaan banyak orang (Oktavia, 2021). Kasus olok-olok terhadap penjual es teh oleh Gus Miftah menjadi salah satu contoh nyata yang menyoroti pentingnya sensitivitas dan etika dalam berbicara di ruang publik.
KEMBALI KE ARTIKEL