Lantas, pikiran itu sudah terengah-engah ketika berputar, suara gemeletuk seringkali meleduk membuat telinga pekak
Boleh jadi perasaan di dalamnya sudah seperti kelapa busuk yang tidak pernah terurus, kosong, bau, ditumbuhi jamur dan bakteri
Taat aturan jadi lelucon yang boleh jadi kau lempari dengan koin receh karena dianggap murahan, hina dan jalang
Sumpal saja mata juling itu dengan kotoran yang keluar dari mulut-mulut berisik penuh duri dan api itu
Supaya kenyang dan kaupun tertidur malas
Dulu, hanya pengemis yang meronta meminta belas kasih berhobi caci maki
Dan kini, tampil gagah, galak dengan seragam kenegarawanan, lemah gemulai di corong televisi dan koran-koran, padahal ketika berbalik badanmu, gigimu bertaring beringas menggusur setiap sorak yang menelanjangi borok majikan yang kau jilat bak es krim di gurun sahara
Orang-orang terbuang yang dulu menahan tangis, kini menjelma gendruwo bermulut manis, menangis tuk mengais simpati perut-perut keroncongan di tengah lumbung padi
Orang-orang terbuang yang saat ini memegang kunci istana, dengan mati-matian menggembok jendela dan pintu keraton supaya mahkota tak dicuri oleh raja yang adil dari kalangan jelata