I
Kau sodorkan buku kenangan yang hanya dirimu boleh membacanya
Ada dua puisi kau tunjukkan
Ditulis ulang dari pesan singkat di handphone
Tanda tangan di bawah ucapmu
Dan mataku terheran
Ketika membaca perlahan satu puisi yang lain
Puisi itu bukan aku yang menulisnya
Mungkin hanya orang iseng penggemarmu saja
II
Dalam hidup teruntai aneka puisi
Yang hanya bisa kau baca dengan nurani yang jernih
Di lembar-lembar yang kau jalani
Dan puisi itu bukan aku yang menulisnya
Lebih indah dari yang mampu terlintas di benakku
Mungkin hanya persepsi liar saja
Persangkaanku Tuhan yang suka berpuisi
Tidak hanya melalui kalimat-kalimat suci
Tapi dalam wujud semesta yang bisa kau hirup, sentuh, pandangi dan leburlah perasaan sombongmu