Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi Bertema Tsunami Aceh

2 November 2024   09:25 Diperbarui: 2 November 2024   13:23 367 0
DERAI AIR MATA SEORANG IBU
           Karya Hamdani Mulya

Anakku air mata ibu berderai
dari tengah lautan hingga ke muara sungai
tumpah rintik belum berhenti
sejak tsunami hingga akhir zaman nanti

Anakku sayang!
Walau engkau tak pernah kembali direnggut tsunami
namamu abadi Ibu simpan dalam sanubari
sampai hari kiamat nanti

Wahai anakku Ibu menunggumu
memungut kasih dan rindu
engkau anak yang kukasihi
walau di dunia kita tak bersama lagi

Cinta Ibu padamu anakku
tak lekang dimakan waktu
ketika senja kala dunia sudah berubah
Sayang Ibu padamu anakku
tak pernah pudar digerus zaman

Masih seperti saat Ibu merawatmu
ketika bayi hingga engkau pergi di jemput tsunami
Anakku namamu selalu Ibu sebut dalam doa
juga Ibu simpan dalam kenangan
hingga akhir zaman nanti

Sumbok Rayeuk, Aceh Utara, 10 Juli 2024


DUKAMU DALAM JENDELA JIWAKU
         Karya Hamdani Mulya

Derai air bening membuncah
mengiringi kepergian syuhada tsunami
26 Desember 2004 duka lara datang
membawa air mata di bumi Aceh

Air laut laut air mata
merenggut sanak keluarga
Bapak, Ibu, keponakan, menghilang ditelan bencana
Pasang gelombang itu datang tanpa berkabar
meluluhkan segenap jiwa raga

Tsunami itu
sebagai kiriman surat dari Tuhan-mu
Surat yang tak tertulis
namun terbaca pada tanda-tanda
Allah Yang Maha Kuasa
mengajarkanmu untuk kembali pada-Nya

Aceh Utara, 11 Juli 2024


                         Bionarasi/ Profil Penulis

Hamdani Mulya lahir di desa Paya Bili, Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara 10 Mai 1979. Alumni Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP, Universitas Syiah Kuala. Karya Hamdani Mulya dipublikasikan di harian Serambi Indonesia, Kutaradja, Waspada, Haba Rakyat, Majalah Fakta, Santunan Jadid, Seumangat BRR, Meutuah Diklat, dan Jurnal Al-Huda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun