Gerakan Reformasi 1998 yang menandai akhir pemerintahan Soeharto merupakan titik balik kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun semangat dan agenda perubahan yang diyakini mampu menawarkan perbaikan kehidupan rakyat, nyatanya telah hilang. Pilar-pilar reformasi perlahan jatuh berguguran, tergerus oleh ketiadaan moralitas dan etika dari para pemimpin. Sebuah ironi, karena para pemimpin yang hadir di panggung politik, ekonomi dan sosial adalah mereka para patriot di awal masa reformasi. Semangat dan idealis, mereka seolah tergadai oleh jiwa-jiwa hedonisme sempit. Kondisi ini memaksa rakyat untuk hidup dalam relaitas, bahwa mereka telah dilupakan.