Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Tetesan Nada

12 Oktober 2020   21:17 Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:20 57 10
Saat meneteskan setiap nada
Lantunan demi lantunan
Teringat akan masa silam
Saat kau berada di simpangan

Kau tersenyum
Menanti motor berhenti di sisi
Kau duduk di boncengan dengan segera
Kedua tanganmu melingkar di pinggangku dengan erat

Melaju ke warung bakso langganan
Kita melakukan kebiasaan rutin yang menyenangkan
Malam minggu yang penuh kenangan
Tersenyum sambil menikmati hidangan

Aku tahu diri
Ayahmu menunggu di rumah
Kita membelikan seporsi bakso untuknya
Sebagai oleh-oleh dari kita berdua

Lima belas menit
Tak jauh jarak dari warung ke rumahmu
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan
Aku mohon pamit karena sudah larut malam

Ternyata itu malam terakhir
Kau direnggut secara paksa
Ada maling menyatroni rumahmu
Harta dan nyawamu ikut melayang

Aku hampir gila
Tak dapat kupercaya kalau kau meninggalkanku
Tidak pernah terpikir kau pergi dengan cara seperti itu
Aku nyaris bunuh diri

Tapi saat melihat Alkitab pemberianmu
Kado ulangtahun ke-25 darimu
Aku mengurungkan niat
Setelah aku membaca kata-katamu di halaman pertama Alkitab

Kau mengatakan dengan lugas
Dalam dua kalimat
Singkat tapi tepat
Dua kalimat itu membuatku sadar

Bunyi dua kalimat itu adalah
"Jangan akhiri hidup kita dengan sia-sia. Akhiri bersama dengan Tuhan."

Aku bangkit kembali
Aku tak mau mengecewakanmu
Aku tak mau menyia-nyiakan hidup
Aku mau mengakhiri bersama dengan Tuhan

Tetesan nada ini
Kupersembahkan
Di malam gelap pekat
Untuk mengenangmu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun